Jakarta - Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly mengungkapkan peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia Ke-75 dapat menjadi momentum untuk merefleksikan prinsip-prinsip HAM.
"Malam ini menjadi momentum bagi kita bersama-sama merefleksikan prinsip-prinsip HAM dan merenungkan perjalanan dari Universal Declaration of Human Rights, " kata Yassona dalam sambutannya pada acara peringatan Hari HAM Sedunia Ke-75 di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (10/12).
Peringatan hari HAM tahun ini mengambil tema Harmoni dalam Keberagaman. Menurut Yasonna tema tersebut menjadi pengingat akan pentingnya mengakui, menghormati, dan merayakan keberagaman Indonesia yang berlimpah.
"_One important thing to take note_, mempromosikan keharmonisan dalam keberagaman berarti memerangi diskriminasi, prasangka, intoleransi, dan ketidaksetaraan, " jelasnya.
Sejalan dengan hal itu Yasonna mengungkapkan bahwa Kemenkumham telah menjalankan sejumlah program di bidang HAM yang menyasar instansi pemerintah maupun pelaku bisnis, di antaranya Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dan Strategi Nasional Bisnis dan Hak Asasi Manusia (Stranas BHAM).
"Terkini, Kemenkumham telah menyusun Indeks HAM Indonesia (IHAMI) yang ke depannya akan menjadi alat untuk mengukur implementasi HAM di Tanah Air, " terangnya.
Menkumham juga menghimbau seluruh pihak agar dapat menjaga keharmonisan dalam keberagaman pandangan politik menjelang Pemilu 2024.
"Pemerintah berkomitmen kuat dalam menyukseskan pemilu serentak yang damai dan mengedepankan nilai-nilai HAM, " imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyebut penyelenggaraan acara hari ini adalah pesta rakyat. Ia berharap pembahasan hak asasi manusia HAM dapat menjadi fokus di masyarakat.
"Melalui acara ini kami berharap masyarakat saling menghormati keberagaman yang ada di Indonesia, baik dari agama, suku, bangsa, bahasa, budaya dan sebagainya, " tutur Atnike.
Dengan melibatkan masyarakat dalam peringatan Hari HAM Sedunia, Atnike berharap HAM akan menjadi budaya yang tidak terpisahkan dari masyarakat.